Friday 23 September 2011

Boneka Tanah #3


Hanya perlu tujuh bulan jeda bagi kawan kawan dari komunitas punk Sampit untuk menghadirkan kembali Boneka Tanah. Panggung yang digadang gadang akan menjadi gelaran tahunan itu berlangsung dengan sepenuh penuhnya distorsi. Sabtu malam, 18 Juni 2011, saya lagi lagi dibuat kagum sekaligus salut dengan Boneka Tanah!

Saya menuju lokasi gigs tepat pukul tujuh malam. Pada pamflet tertera bahwa acara dimulai dari jam tiga. Ini artinya saya telat nyaris empat jam. Agak sedikit kecewa saat membayangkan bahwa saya sudah melewatkan setidaknya belasan penampil. Dugaan saya salah, saat tiba di Sanggar Habaring Hurung tempat acara digelar, saya mendapat kabar bahwa yang tampil adalah Big Pim Pim, satu band hiprock dari Sampit yang malam itu berhasil membuat kerumunan memanas. Mereka berada di urutan kelima dari lima belas band yang akan tampil malam itu.

Berkat ketelatan yang maha sangat itu, saya dengan sukses melewatkan Pengkhianat Kecil (Banjar Baru), Padung Hitam (Bandung), Bad Simple (Pangkalan Bun) dan Primitive (Sampit). Tahun ini, Boneka Tanah menghadirkan band band lintas provinsi. Kertas penampil yang saya dapatkan menunjukkan nama nama seperti Delivery (Palangkaraya), The Tenjeck (Banjar Baru), Destroyer (Sampit) dan beberapa band lain dari luar dan dalam kota.

Seorang kawan yang saya todong untuk memberikan komentar atas gigs punk pertamanya hanya tertawa dan berkata ringan; “Berisik tapi asik!” berkali kali kami tertawa tanpa sebab. Mungkin efek rasa senang yang berhasil dibangun Boneka Tanah malam itu. Berkali kali pula kami melihat satu dua orang dari kerumunan yang berpogo tumbang namun sejurus kemudian berdiri dan jejingkrakan kembali!

Sebagai seorang awam yang tidak begitu mengerti musik musik keras, saya kesulitan membuat list lagu yang dibawakan malam itu. Headquarter sukses membuat nyaris semua orang berpogo atau setidaknya berdiri dan menghentakkan kaki seperti yang saya lakukan sepanjang lagu Onani dan Harmoni Lokalisasi. Sound sistem terasa lebih heavy dan bersih dibanding gelaran sebelumnya. Setidaknya, tidak ada acara blackout hingga dua kali seperti tahun lalu.

Kalau harus memberikan kritik, maka kritik terbesar saya hanya satu; acaranya selesai terlalu awal! Sekitar pukul sembilan malam. Seorang panitia sempat berkata bahwa ia mewanti wanti empat polisi di sekitar Sanggar dan belajar dari insiden kecil tahun lalu. Destroyer tampil di ujung malam dan berhasil menutup Boneka Tanah layaknya Bach dalam rangkaian partitur terakhirnya. Megah dan indah tentu dalam versi punk :D. Maka, tujuh bulan sejak Boneka Tanah 2 saya lagi lagi harus angkat topi dan mengucap; Salut!

Salut kepada para panitia dan komunitas punk luar kota yang sudah menghadirkan semacam hiburan yang berkualitas buat saya. Salut kepada mereka yang mampu memberikan wadah untuk reuni kawan kawan lama baik dalam maupun luar komunitas. Terima kasih untuk panggung yang apik, crowd yang bersahabat dan tentunya, atas kawan kawan baru yang diberikan.

Well done, Boneka Tanah #3. Tidak sabar menantikan Boneka Tanah 4, 5, 6 dan seterusnya!

*maapkan atas hasil foto yang seadanya. kamera terbanting dan lensanya jadi buram seperti ini*

Support Your Local Scene!

No comments:

Post a Comment